Keluarga Pertama di Bumi… (Kisah Adam & Hawa)
BAYANGKAN, berada di bumi yang maha
luas sendirian. Dan mengetahui sang kekasih juga berada di bumi yang sama,
namun entah di belahan mana. Tak ada teman untuk berbincang dan berbagi rasa.
Betapa sepinya. Betapa rindunya. Inilah yang dialami Nabi Adam as dan
isterinya Hawa ketika pertama kali diturunkan ke bumi, di tempat yang berbeda,
terpisah jarak yang sangat jauh. Keadaan ini harus mereka terima dan jalani
cukup lama (ada riwayat yang menyebut 500 tahun dan ada yang menyebut 300
tahun, ada juga yang menyebut 40 tahun, tapi ada juga yang menulis hanya 40
hari). Mereka akhirnya bertemu di suatu tempat di bumi yang bernama Jabal Rahmah,
Arafah (sekarang Arab Saudi).
Seperti
diketahui Allah Swt menciptakan Adam untuk dijadikan sebagai Khalifah di muka
bumi, mengelola bumi ini beserta segala isinya. Namun sebelum diturunkan ke
bumi, ia ditempatkan di Surga. Saat masih di Surga, Allah Swt juga menciptakan
seorang pasangan untuk mendampinginya yang kemudian diberi nama Hawa (QS
Al-Baqarah ayat 35). Sebelum diturunkan ke bumi Adam dan Hawa tergoda
Iblis melanggar larangan Allah Swt dengan memakan buah Khuldi. Insiden inilah
yang akhirnya menjadi sebab keduanya diturunkan ke bumi (QS Al-Baqarah ayat 30
– 39 / QS Al-A’raf ayat 11-25). Lalu Adam dan Hawa menyesali perbuatannya dan
bertaubat (menurut riwayat, Adam dan Hawa menangis terus-menerus selama 60
tahun karena ‘terusir’ dari nikmat Syurga yang tidak mereka dapatkan di bumi).
Allah Swt kemudian menerima taubat keduanya lalu menunjuk Adam sebagai
Rasul-Nya (QS Thaha ayat 122).
.
Nabi Adam diturunkan ke bumi di
pegunungan tertinggi saat itu. Dan inilah pegunungan tertinggi di bumi saat ini,
Gunung (Pegunungan) Himalaya…
.
Nabi
Adam as diturunkan ke bumi terpisah jauh dari isterinya Hawa. Menurut suatu
riwayat, Nabi Adam as diturunkan di India, dalam riwayat lain disebutkan di Sri
Lanka. Ada juga pendapat bahwa Nabi Adam as diturunkan di gunung tertinggi di
dunia, yaitu di Gunung Everest di Himalaya. Mengenai hal ini, karena dahulu
kala memang belum ada negara India, Sri Lanka maupun Himalaya, kita sebut saja
daerah pengunungan tertinggi di Asia (bukankah India, Sri Lanka dan Himalaya
masih termasuk wilayah Asia dan letaknya tidak begitu berjauhan? bisa jadi
ketiga tempat ini pada jaman dulu memang masih berada dalam satu
wilayah/kesatuan). Sementara Hawa diturunkan di Jeddah, bagian dari kota
Makkah (sekarang Arab Saudi). Tapi ada juga yang menyebutkan Hawa diturunkan di
tempat yang sekarang bernama Irak. Bisa jadi juga kedua tempat ini, pada jaman
dahulu masih merupakan satu kesatuan wilayah.
Setelah
saling mencari, dengan petunjuk Allah Swt. dan bimbingan Malaikat Jibril, Nabi
Adam as dan Hawa akhirnya bertemu di Jabal Rahmah, di padang Arafah. Bayangkan,
bagaimana haru biru dan dahsyatnya pertemuan dua insan manusia pertama yang
terjadi di tempat ini. Kesepian dan kerinduan yang terpendam akhirnya terobati.
Maka Jabal Rahmah di Arafah jadi tempat bersejarah. Tempat ini merupakan tempat
yang istimewa bagi ummat Islam di seluruh dunia yang menunaikan haji karena di
tempat inilah dilaksanakan salah satu rukun haji yakni wukuf, tidak ada haji
bagi jamaah haji yang tidak melakukan wukuf. Inilah tempat untuk mengenang
pertemuan Nabi Adam as dengan Hawa.
.
Jabal Rahmah di Padang Arafah.
Inilah tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Ya, di tugu (monumen) itu…
.
Setelah
bertemu dengan isterinya Hawa di Jabal Rahmah ini, Nabi Adam as mengajak
isterinya ke tempat semula ia diturunkan di bumi dan membina keluarga di tempat
ini. Salah satu bukti yang mendukung pendapat ini adalah ditemukannya jejak
kaki raksasa di Sri Lanka yang diduga merupakan jejak kaki Nabi Adam
as. Menurut riwayat, Nabi Adam as bertubuh setinggi 60 hasta (sekitar 27
meter).
Sosok
Nabi Adam as sangat beradab dan memiliki ilmu yang tinggi (QS al-Isra ayat 70 /
QS at -Tin ayat 4). Keluarga Nabi Adam dan Hawa melahirkan 20 pasang
kembar putra-putri. Anak Nabi Adam as yang sering disebut di antaranya Qabil
dan Iqlima, Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini telah dewasa, Nabi Adam
as mendapat petunjuk dari Allah Swt untuk menikahkan anak-anaknya ini secara
bersilangan, yaitu Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun Qabil
menolak karena Iqlima lebih rupawan dibanding Labuda.
.
Dua putra Nabi Adam. Qabil seorang
petani gandum, dan Habil seorang penggembala kambing domba…
.
Atas
petunjuk Allah Swt., Nabi Adam as menyuruh kedua putranya untuk berkurban dan
barang siapa yang qurbannya diterima, maka dialah yang berhak memilih jodohnya.
Habil kemudian mempersembahkan kambing kesayangannya, sedangkan Qabil
menyerahkan sekarung gandum yang paling jelek yang dimilikinya. Maka Allah Swt.
menerima qurban Habil. Namun Qabil ‘berontak’ dan malah membunuh saudaranya
Habil. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di bumi. Bagaimana
Qabil membunuh Habil? Dan apa yang terjadi pada Qabil setelah membunuh Habil?
Baca sejarahnya pada artikel ini: Peristiwa Pembunuhan Pertama di Bumi (Kisah Qabil dan Habil).
Nabi
Adam as diperkirakan hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760 –
2830 SM). Menurut hadits, di saat-saat akhir hidupnya Nabi Adam merindukan
untuk memakan buah Surga. Ketika anak-anaknya hendak mencari buah Surga, mereka
bertemu sejumlah malaikat yang membawa kain kafan, sekop dan cangkul. Para
malaikat bertanya, “Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang
kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?” Mereka menjawab, “Bapak kami sakit, dia
ingin makan buah dari surga.” Para malaikat menjawab, “Pulanglah, karena
ketetapan untuk bapak kalian telah tiba.” Lalu para malaikat datang. Hawa
melihat dan mengenali mereka, dan Nabi Adam berkata kepada Hawa, ’Menjauhlah
dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan malaikat
Tuhanku Tabaraka wa Taala… (hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam
Ahmad, selengkapnya bisa dibaca di sini). [a]